Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Aku Pernah Patah Hati dan Hancur

Gambar
AKU PERNAH PATAH HATI Wawan Tallawengkaar Hatiku pernah benar-benar patah Bahkan jemariku tak mampu merekatkan kembali kepingannya Sampai langkahku pun tak tentu arah Empat penjuru mata angin seolah tak mau berada di tempatnya Aku benar-benar terpuruk Meratapi nasibku yang begitu buruk Tapi aku tak pernah mengaisi kenangan Yang pada akhirnya membuat luka tak kunjung sembuh Sehingga aku berhenti melangitkan doa untuk sebuah nama Cinta memang punya ceritanya sendiri Bahkan ketika aku yang bersusah payah memperjuanganmu Akhirnya menyerah pada waktu yang melipat cerita Ada masanya patahan hati akan tumbuh utuh kembali Sampai seseorang mau menerimaku dengan tulus Walau aku terkadang tak begitu yakin dengan keadaanku Apa iya,? Cinta yang datang kembali takkan membuat hatiku patah Sebab kepercayaan diriku masih sebatas katakata Aku masih takut, rindu yang datang akan membuatku cemas Demak 24 November 2018

Puisi Tentang Cinta yang Selalu Setia

Gambar
SETIA DENGAN WAKTU Tak banyak yang bisa aku lakukan selain berdoa Bersama waktu yang tak pernah berhenti mengalirkan cerita Terus menandai pertemuan dan perpisahan Ada aku, kamu, dia dan mereka menjalani peranan Membicarakan kisah kita yang tak akan mudah sesuai kemauan Akan ada banyak hal diluar dugaan bisa saja meluluhlantakan Cinta yang tumbuh akan layu sebelum berkembang Biarlah waktu yang memegang peranan dengan tenang Mungkin waktu tak akan pernah memberi peluang Untuk sekedar menikmati kopi pagi bersama dan berbincang Biar bagaimanapun, semua itu akan aku jalani agar cinta tetap tumbuh Dan setia bersama waktu untuk merawat rindu tanpa mengeluh Doa-doa mungkin mengendap sebagai awan di ketinggian Jika Sang Penguasa berkehendak tiada mustahil hujan sebagai jawaban Atas semua jerih dan payah cinta yang akan berbunga Sehingga rinai hujan memeluk akar dalam keabadian cinta Wawan Tallawengkaar Demak 12 November 2018

Puisi Rindu Sahabat Kecil

Gambar
RINDU SAHABAT Sejak jauh dari rumah dan melangkahkan kaki mengejar impian Ada saat-saat dimana wangi keringat bocah kecil keluar dari lamunan Kampung halaman yang membesarkan tawa-tawa lugu persahabatan Tiada beban, bermain hujan dan berlarian penuh kebahagian Aku rindu saat seperti itu, dunia tanpa percintaan Menikmati permainan tanpa dipermainkan Persahabatan tulus tanpa penghianatan Keributan, kegaduhan tanpa perseteruan Wahai sahabat, di mana kalian Rentangan jarak tanah yang memisahkan Pusaran waktu sebuah kedewasaan Menumpuk rindu yang tak karuan Di tempat dulu kita menggelak tawa keluguan Pohon tua yang kesepian tanpa daun permainan Merindukan pelukan dan aroma tubuh belepotan Aku tunggu dengan seduhan kopi kehidupan Wawan Tallawengkaar Demak 01 November 2018