Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Puisi Cinta Special Ulang Tahun Untuk Sang Kekasih

BERSEMBUNYI DENGAN WAKTU Aku menyelinap di setiap hamparan sajak Menyembunyikan selarik permohonan Menutupi harapan dari pandangan Karena aku tak kuasa beranjak Biarlah kutangisi sendiri Ketiadaan wujud cinta yang kuberi Sebab perasaanku terpenggal diperjalanan Dan takkan mampu mewujudkan harapan Selalu aku sembunyikan doa yang suci Agar hanya langit yang menatanya Menjadikan engkau selalu bahagia Walau tanpa adaku di sisi Takkala kau lihat wajahku Dan kau berpaling, tiada mengapa Sebab, kau takkan bisa mengelak dari doaku Berbahagialah, penuhi hatimu dengan cinta Usia mungkin menindaklanjuti masa lalu Menyadari, betapa hidupmu lebih berharga Bahagiamu adalah harapanku, dan puisiku Menyempurnakan doa yang selalu bergema Wawan Tallawengkaar 18 September 2019 Happy milad, untuk sebuah kemungkinan yang tak mungkin.

Puisi Cinta Sedih: Di Ambang Senja

DI AMBANG SENJA Ada mimpi mimpi yang terguncang Lalu jatuh di antara realita Menjadi bayang bayang Sebelum senja Mungkin malam nanti Dan malam malam berikutnya Aku akan sibuk mengelabui luka Agar aku bisa tersenyum di setiap pagi Karena tentangmu, aku tak bisa lupa Dan aku tak tahu cara melupa Aku hanya bisa merekayasa Dengan kekata "aku baik baik saja" Senja yang berguguran di mataku Mengutarakan beberapa bait puisi Tentang luka yang teramat rindu Dan tak sempat lagi terucap dalam hati Ketika malam, aku benar benar gulita Walau purnama silih berganti Mewarnai malam penuh cahaya Bersama bintang yang berempati Aku terjebak di sisi paling gelap Bersama mimpi mimpi yang terjatuh Realita menjadi semakin gagap Dan aku terpelanting begitu jauh Mungkin cinta yang kuemban Terlalu berat dan penuh mala Banyak  duga duga yang keterlaluan Hingga rindu dan benci berprasangka Tentang senja, memang tak pernah sama Tapi aku mengingat nama yang sama Walau musim...

Jenggala

JENGGALA Wawan Tallawengkaar Aku lihat dari sini, ... Hamparan katakata Yang tumbuh di lereng puisi Dan beberapa anak anak masa lalu Berlarian kesana kemari Dari dahan lalu loncat ke batu Seekor rindu, ... Yang kutangkap semalam Kulepas kembali bersama mereka Kemudian aku berpaling Meninggalkan Angin barat sudah kembali Rumput yang sembunyi mulai gaduh Di atas batu berlumut, suara berdesis Matanya hitam, menyimpan sumpah serapah Dibawah air terjun, dari tepian Sekumpulan anak katak berloncatan Aku mengayunayunkan kaki di air Memastikan suarasuara Sebelum sore, aku bergegas Menuju jalan setapak Bukan jalan untuk pulang Dari mereka Aku tak perlu berlari Cukup dengan langkah sederhana Perihal angin barat, aku tak begitu risau Dan aku sudah siap untuk patah hati Jalan setapak ini begitu sunyi Langkahku menakar batubatu Mataku menimbang guguran daun Yang kulihat hanya keresahan Aku berpapasan dengan takdir Lalu kusembunyikan rinduku Tak ada percakapan Dar...