Tabah

Tabah
Wawan Tallawengkaar



Mungkin akan ada rasa sakit yang tak bisa diceritakan pada siapapun. 
Ketika situasi dan kondisi memaksa berulangkali untuk melupakan seseorang, yang bahkan tak pernah bisa dimiliki.
Awalnya juga, mungkin tak bisa menerima; bagaimana mungkin hanya saling mencintai tapi tak bisa memiliki.
Pada akhirnya waktu selalu bisa memberikan jawaban, bahwa perjuangan cinta bukan hanya perkara untuk bisa memiliki tapi juga untuk kebahagiaan orang-orang yang mengasihinya. 
Dan mengabaikan rasa sakit yang terus menusuk perlahan.

Mungkin kau juga merasakan hal yang sama; ketika terpaksa memilih sebuah pilihan yang sulit.
Menjaga hati orang-orang yang kaukasihi dan tak akan mudah mendapatkan restu orang tuamu. 
Jalan kita memanglah berbeda, sekuat apapun perjuangan, sebesar apapun kemungkinan, pasti akan banyak hati yang kecewa. 
Sebab cinta tak hanya menyatukan dua hati, tapi menyatukan banyak kepala dan perasaan. 

Secara perlahan aku mulai mencintai kesedihan yang mahir bersembunyi di dalam kantung mataku. 
Berdamai dengan kenyataan yang meruntuhkan mimpi-mimpiku.
Berbahagia dengan sepi yang selalu setia menemani.
Tak ada yang sia-sia dalam mencintaimu, karena cinta mengajarkanku banyak hal; bagaimana cara mencintaimu dengan benar.

Aku akan tetap di sini, sejauh apapun kau pergi, kembalilah ketika kau butuh sandaran dari rasa lelah dan sedihmu. 
Aku akan selalu berusaha membuatmu tersenyum walau tak selalu berhasil. 

Terima kasih, Tuhan. Kau telah memberiku kekuatan untuk menyusun ketabahan.


12 Des 21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Anglocita

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang