Puisi Sedih: Di Antara Hilang

DI ANTARA HILANG




Di antara keterlambatan menyadari waktu yang terus berlalu
Kabutkabut terus berupaya menutupi jarak pandanganku
Sekatsekat semakin meninggi mengurung kata di ujung lidah
Sebuah ungkapan yang semakin terlambat di antara hilanghilang lalu punah

Dan puisi tentangmu yang tersimpan di benakku
Perlahan lebur menjadi debu yang terhirup di setiap mimpi bisu
Betapa kehilangan sebelum memiliki seperti pedang patah
Tak mampu menusuk tapi menghantam lalu jatuh ke tanah

Kenapa tak kau runcingkan saja ujung patahan
Agar mencintaimu aku rela mati dengan pedang di tangan
Sayangnya, kau selalu menunda kabut yang menebal menitiskan embun
Dan kau perlahan membunuhku tanpa rindu yang meminta ampun

Di antara hilang aku kehilangan cinta yang lenyap bersama kabut
Dan ketika terbuka tabir pandangan dalam kalut
Mataku terjatuh bersimbah darah pada sebuah kenyataan
Tak ada sesiapapun yang menopang tubuhku dalam pesakitan

Dalam kesesatan aku selalu mendengar puisipuisimu
Suaranya seperti ular berdesis di hutan berlumut pilu
Samarsamar aku lihat bayanganmu di antara ranting ranting
Aku berlari mengejarmu namun kau selalu menghilang dan kembali hening

Aku masih ingat jalan setapak menuju rumahmu
Yang dipenuhi daun kering dari pohon pohon waru
Namun selalu saja terhenti di tengah perjalanan
Desau angin selalu membisikan suara dari kematian

Di antara hilang pikiranku melayang tanpa haluan
Lalu jatuh bersama gerimis yang menyimpan kenangan
Tanah yang kini kupijak menjadi basah penuh rindu yang mati
Terhapuslah jejakjejak yang dulu pernah aku singgahi

Mendiang rindu yang terpendam dalam hatiku
Perlahan tumbuh menjadi tumpukan batubatu
Semakin membesar dan menetap di alam yang hilang
Sudah saatnya aku terbangun dari mimpi buruk dan melangkah dengan tenang

Wawan Tallawengkaar
Demak 09 Desember 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anglocita

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Tenggara