Jalan Setapak

Jalan Setapak

Wawan Tallawengkaar


pagi
di kejauhan
lirih kudengar suaramu
berteriak

entah kenapa ...
jalan setapak ini
mulai berbelit-belit

di ranting berduri
laba-laba menjaring matahari
selepas mandi

entah kenapa ...
duri itu,
seluruh bayangannya
menusuk mataku

ada kenangan purba
telah menjadi fosil
dalam kepalaku

entah kenapa ...
suaramu kembali terdengar
begitu dekat

langkahku terhenti
di ujung setapak
jatuh bersimpuh

entah kenapa ...
ekor mataku
basah

Sebuah nama tertulis jelas
di batu nisan
namaku

entah kenapa ...
jalan setapak itu
hilang


Kr. 100620

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Anglocita

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang