Sajak Langkah Tanpa Jejak

LANGKAH TANPA JEJAK



Di balik bukit sayupsayup kudengar alunan lagu yang sering kita nyanyikan. Aku terpejam, lalu berlari secepat kilat menerobos kenangankenangan pahit. Hingga kutemukan dirimu yang begitu anggun tersenyum padaku sebelum akhirnya meninggalkanku. Sekuat tenaga, kuulurkan tangan untuk meraihmu agar tak menghilang tanpa ramburambu. Lalu kutersadar, lagu itu menyerupaimu.

Aku kembali, mendapati diriku di gelap malam yang begitu congkak dan tak sudi memberikan kerlapkerlip bintang. Hanya ada rintikrintik lembut menyentuh pipiku, entah itu dari udara malam atau dari hatiku sendiri yang berelegi. Bersama waktu, kucoba mengumpulkan keberanian untuk menemui sebuah kenyataan.

Pahit?
Aku sudah lupa rasanya.
Terlalu terbiasa, sedusedan dan lukaluka
Adakah sebutir gula,? Yang menyerupai cinta? Dengan begitu, sebutirpun terasa sangat manis.

Dan,
Bersama waktu, aku melangkah tanpa jejakmu.
Di sampingku, di kamar kita, halaman, bahkan di tubuhku.

Esok pagi ...
Setelah kusimpan rapat puisipuisiku semalam, aku akan kembali bernyanyi bersama kicau burung gereja. Tapi bukan lagu kita.



Wawan Tallawengkaar. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anglocita

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Tenggara