Tenggara

TENGGARA Menampik empat penjuru Gergegas melipat mata angin Menukas pada jejak haru biru Meninggalkan dari sekadar cermin Kakiku terantuk bayanganku sendiri Lalu jatuh di kubangan senyawa tubuhku Menyeret nyeret kepala dan kucoba berdiri Namun mataku terjatuh pada picingan pilu Aku meludah dan memaki garis tak berujung Seketika itu meruntuh jalan yang kuderu Tiada lagi jalan, seluruh duniaku berkabung Aku terhilang di antara empat penjuru Angin barat mendadak terhenti Suara suara mulai terdengar Dari gemericik aliran sunyi Dan hatiku pun bergetar Wawan Tallawengkaar Demak, February 2019