Tebanglah Daku Kau Tenggelam

Tebanglah Daku Kau Tenggelam

Wawan Tallawengkaar


Aku tak pernah bertanya tentang nasibku; kepada hujan, tanah dan langit. 

Aku tak pernah meratapi kenyataan pahit yang terus menggerus keberadaanku. 

Matahari terus menerobos melewati lembah-lembah yang telah kering. 

Bukit-bukit dipenuhi udara yang asing. 


Burung-burung berkicau di luar cuaca

Hujan tak lagi mengenali musim dan mata angin.

Langit tak lagi mengenali udara dan lautan. 

Tanah melupakan bukit-bukit yang lepas dari pelukan. 


Di hutan yang luas, aku tidak seperti rumah bagi mereka

Tabah menunggu musim hujan yang panjang setelah kemarau terbakar. 

Ranting-ranting merasa tak lagi mempunyai pohon.

Tebanglah daku kau akan tenggelam. 


Demak, 07 Nov 22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Anglocita

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang