Senandika Angin Kumbang

A N G I N  K U M B A N G





Sejurus mataku memicing
Melipat tangan dalam hening
Angin setubuhi tulangtulangku
Gemeretak menggigil nan pilu

Kabut malam menitis air mata
Setiaku merintih paling luka
Rindurinduku berulah
Merintis tanpa lelah

Di alam tanpa musim
Dimana hatiku bermukim
Hanya ada angin kumbang
Yang datang dari padang ilalang

Di alam tanpa warna
Dimana hati dipenuhi rasa
Ada sebentuk harapan
Di antara cinta tanpa kecupan

Cinta, barangkali menentukan arahnya
Pada likaliku jalan penuh warna
Dan rindu, barangkali merintis harihari
Mengiris dan melukai dirinya sendiri

Angin kumbang
Melingkar jalang
Datang tanpa wangi
Pergi melantah sepi


Wawan Tallawengkaar

Tegal 17 Juni 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Anglocita

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang