Puisi Hujan di Bulan Desember

HUJAN DI BULAN DESEMBER





Bulan Desember, di akhir tahun untuk sebuah awal
Awal dari sebuah luka yang begitu menyakitkan
Dan seringkali aku tersesat dalam kenangan
Kenangan yang tak mampu begitu saja aku lupakan
Banyak sekali cerita yang belum aku selesaikan
Di antara barisan hujan yang selalu menumbuhkan perasaan pilu

Berkali-kali aku berusaha menemukan cara melangkah ke depan
Namun tak satupun impian menjadi pijakan
Selalu saja gagal dalam segala hal yang begitu menyakitkan
Gagal menyembuhkan luka, dan gagal merekayasa senyuman

Aku semakin terpuruk, dan terjebak dua kosa kata dalam ikatan
Kita, yang nyatanya sudah berbeda dalam impian dan harapan
Engkau memilih pergi menyudahi rencana yang sering kita tuliskan
Sedangkan aku, masih di sini bermandikan hujan dan airmata

Tak ada yang lebih menyakitkan, selain cinta yang terlunta
Bukan bagaimana caranya engkau meninggalkan aku yang terluka
Tapi rasa tak pedulimu, seolah tak pernah ada rasa di antara kita
Rasa yang dulu begitu hebat menumbuhkan cinta

Setiap kali musim penghujan datang membawa berita
Bahwa ada sedikit asa yang tersisa di beningnya airmata
Aku selalu mendengarkan denting air hujan di beranda
Lalu berlari, menari bersama hujan, dan menikmati rinainya

Berharap, pelangi terlukiskan di antara lembah ratapan
Dan sesekali aku menikmati betapa indahnya senyuman
Walau hujan dipenuhi ribuan kenangan menyakitkan
Namun sekuat tenaga mencoba agar hati mampu memantapkan sebuah pijakan


Wawan Tallawengkaar
Demak 21 Oktober 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Anglocita

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang