Postingan

Puisi Satire SINGGAHLAH KE KOTAKU, TUAN

Gambar
SINGGAHLAH KE KOTAKU, TUAN Wawan Tallawengkaar Jalanan tak pernah sepi dari ketabahan pejalan kaki Kerumitan di kepala terurai oleh tangisan pasrah Tak ada suara bising di jalan raya yang membuat gadis-gadis bunting Kotaku seperti mati dalam semangatnya menanti Hai Tuan, ... Singgahlah ke kotaku Ceritakan kisah perjalananmu di tembok-tembok yang hampir runtuh Berilah sedikit warna pada suara hati kami Atau, Tuan juga boleh kencing berdiri di sudut rumah kami Agar kami bisa berteriak lantang tanpa bimbang Tuan, ... Apa Tuan tahu nama kotaku? Singgahlah lebih lama, akan kuajak berkeliling kota Menyusuri gang yang semakin sempit oleh ketidakberdayaan Dan melihat pemandangan yang indah sebelum petang Sebab malam terlalu gelap mata Lihatlah, ... !!! Jam dinding di kantormu terus berputar Sediakan waktu untuk kami yang lelah menunggu Datanglah Tuan, dan singgahlah lebih lama Tentu Tuan tak keberatan dengar rengekan anak-anak kami yang tak ada lagi suara Mereka hanya ak...

Prasangka Cinta LDR

Gambar
PRASANGKA Aku kalah, dan perlahan meninggalkan keterasingan di antara kita Mengemasi kenangan-kenangan yang begitu indah dulu sebelum kita dipisahkan jarak Seharusnya jarak menumbuhkan rasa rindu yang berkembang menjadi penantian yang indah Namun angin berhembus meniupkan duga-duga Atau memang kau sendiri yang menciptakan segudang prasangka Sekuat tenaga aku di sini meneguhkan keyakinan cinta kita Memegang erat janji kita sampai engkau kembali Namun nyatanya engkau menuduhku seolah membuatmu terluka Yang pada akhirnya melukaiku dengan prasangkamu Aku tak mau menduga-duga, bahwa sebuah alasan tercipta untuk rasa bosan Dan kau sudah menemukan yang lain di sana Aku mengalah dari semua perdebatan yang kau ciptakan Dan keberadaanmu berangsur menghilang dari hari-hariku Tak ada lagi chat mesra, walau hanya sekadar "hai, ... Kita putus, di saat cinta sedang diuji oleh jarak dan waktu Mungkin, di saat engkau kembali nanti kita bertemu seperti orang asing Atau bahkan tak la...

Puisi Kontemplasi - Pesan Dari Tanah Basah

PESAN DARI TANAH YANG BASAH Wawan Tallawengkaar Aku mendengar suara akar rumput berdesakan Sebagian menyelinap di antara akar lapuk pohon tua Menyembunyikan sebuah rahasia kemarau yang panjang Sebagian lagi berlari menuju mata air nuraniku Dengan susah payah membawa pesan dari tanah yang basah "Wahai Tuan, jangan menangis melampaui kesedihanmu." Entahlah, tak kuasa aku menahan airmataku Sedangkan pohon tua menyayikan lagu-lagu tentang petualang Dan rumput mulai bergerombol membicarakan bunga kamboja yang mulai mengering Rasanya aku ingin jatuh dan memeluk pusara yang termakan usia Di bawah pohon tua, aku ingin membicarakan banyak hal Dan tak ingin melihat kekacauan di mana-mana kecuali dalam kepalaku Ibu, aku ingin menumpahkan airmata untuk waktu yang kulewati sia-sia Purworejo, 15 November 2019

Puisi Cinta Special Ulang Tahun Untuk Sang Kekasih

BERSEMBUNYI DENGAN WAKTU Aku menyelinap di setiap hamparan sajak Menyembunyikan selarik permohonan Menutupi harapan dari pandangan Karena aku tak kuasa beranjak Biarlah kutangisi sendiri Ketiadaan wujud cinta yang kuberi Sebab perasaanku terpenggal diperjalanan Dan takkan mampu mewujudkan harapan Selalu aku sembunyikan doa yang suci Agar hanya langit yang menatanya Menjadikan engkau selalu bahagia Walau tanpa adaku di sisi Takkala kau lihat wajahku Dan kau berpaling, tiada mengapa Sebab, kau takkan bisa mengelak dari doaku Berbahagialah, penuhi hatimu dengan cinta Usia mungkin menindaklanjuti masa lalu Menyadari, betapa hidupmu lebih berharga Bahagiamu adalah harapanku, dan puisiku Menyempurnakan doa yang selalu bergema Wawan Tallawengkaar 18 September 2019 Happy milad, untuk sebuah kemungkinan yang tak mungkin.

Puisi Cinta Sedih: Di Ambang Senja

DI AMBANG SENJA Ada mimpi mimpi yang terguncang Lalu jatuh di antara realita Menjadi bayang bayang Sebelum senja Mungkin malam nanti Dan malam malam berikutnya Aku akan sibuk mengelabui luka Agar aku bisa tersenyum di setiap pagi Karena tentangmu, aku tak bisa lupa Dan aku tak tahu cara melupa Aku hanya bisa merekayasa Dengan kekata "aku baik baik saja" Senja yang berguguran di mataku Mengutarakan beberapa bait puisi Tentang luka yang teramat rindu Dan tak sempat lagi terucap dalam hati Ketika malam, aku benar benar gulita Walau purnama silih berganti Mewarnai malam penuh cahaya Bersama bintang yang berempati Aku terjebak di sisi paling gelap Bersama mimpi mimpi yang terjatuh Realita menjadi semakin gagap Dan aku terpelanting begitu jauh Mungkin cinta yang kuemban Terlalu berat dan penuh mala Banyak  duga duga yang keterlaluan Hingga rindu dan benci berprasangka Tentang senja, memang tak pernah sama Tapi aku mengingat nama yang sama Walau musim...

Jenggala

JENGGALA Wawan Tallawengkaar Aku lihat dari sini, ... Hamparan katakata Yang tumbuh di lereng puisi Dan beberapa anak anak masa lalu Berlarian kesana kemari Dari dahan lalu loncat ke batu Seekor rindu, ... Yang kutangkap semalam Kulepas kembali bersama mereka Kemudian aku berpaling Meninggalkan Angin barat sudah kembali Rumput yang sembunyi mulai gaduh Di atas batu berlumut, suara berdesis Matanya hitam, menyimpan sumpah serapah Dibawah air terjun, dari tepian Sekumpulan anak katak berloncatan Aku mengayunayunkan kaki di air Memastikan suarasuara Sebelum sore, aku bergegas Menuju jalan setapak Bukan jalan untuk pulang Dari mereka Aku tak perlu berlari Cukup dengan langkah sederhana Perihal angin barat, aku tak begitu risau Dan aku sudah siap untuk patah hati Jalan setapak ini begitu sunyi Langkahku menakar batubatu Mataku menimbang guguran daun Yang kulihat hanya keresahan Aku berpapasan dengan takdir Lalu kusembunyikan rinduku Tak ada percakapan Dar...

Puisi Kala Sang Waktu

Gambar
KALA; Wawan Tallawengkaar Sepagi ini, ... Meneguhkan doa Dengan suhu yang berbeda Menindak beberapa keterbatasan Melalui keheningan dan suara kerisauan Beberapa tatapan, ... Seolah melingkariku sebagai kesedihan Dan beberapa tetes airmata Tak mampu aku urungkan Betapa sebuah daya, yang bukan dayaku Ketabahan, ... Adalah salah satu rekayasa Agar hati menerima sebagaimana mestinya Sore ini, ... Jalanan terasa begitu lurus Dengan segala likalikunya Ada rasa yang sangat kuat Di ujung sana Segala mengenaimu, ... Menarik jalanku begitu kuat Dan pandanganku begitu lurus Entah bagaimana setelahnya Mataku berkacakaca Sampai, ... Sebuah ketukan lampu merah Mengantarkan irama detak jantungku Lalu lepas dipersimpangan Menemui kembali kesedihanku Semalam, ... Aku menemui kesedihanku Dengan mata terpejam Terdengar gumam lirih Yang menyimpulkan sebuah asa Dan waktu melingkari ketentuan Jika dalam mataku Kau melihat kesedihan Temui aku di setiap doa Dan pagi ini,...