Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Mari Bercerita Tentang Cinta

Gambar
MARI BERCERITA Lampu-lampu teras mulai menyisihkan gelap di balik rindu Sedari siang terik kumenunggu kedatanganmu Engkau belum juga mengutarakan wangi tubuhmu dalam pelukanku Aku mulai cemas dengan kecupanmu yang tersisa di bibirku Wahai kekasih pujaan hati segera datanglah Bersama bintang dan senyum yang merekah Jangan terlalu lama membuatku menunggu dengan resah Aku rindu mendengar detak jantungmu yang menelisik aliran darah Bersamamu dalam temaramnya malam yang lalu Menyisakan desir yang terus menumbuhkan rindu Semakin membuatku tak bisa lepas dari aroma tentangmu Kau seperti candu yang selalu mencemari napasku Apa kau tahu,? Bagaimana cinta ini mulai tak tahu malu Di pelukanmu yang hangat membuat kehilangan inderaku Hanya hati ini yang terus menyeru pada sentuhanmu Hanya bahasa tubuhku yang mengeja asmara syahdu Wawan Tallawengkaar Loahanou 29 Desember 2018

Puisi Cinta Sedih: SEPI

Gambar
SEPI Kini aku mulai merindukan heningnya sepi Dimana aku bisa menghabiskan kesendirian tanpa kecemasan Kini aku mulai merindukan kabut dini hari Dimana keributannya menjadi embun membawa kesejukan Aku ingin tenggelam dalam sepi dan kesunyian Dan takkan mencoba mengulurkan tangan pada nyanyian para penyair Aku ingin menikmati sajian lukaluka bersama doadoa yang kupanjatkan Bersama sepi aku ingin menghabisi rahasiaku sendiri walau getir Rasanya tak ada tempat lagi selain bersandar pada yang Maha Kalam Hati ini terlalu rapuh untuk menerima segala penghianatan Setelah aku jatuh dari mencintaimu yang terlalu dalam Hampir saja aku kehilangan pegangan untuk sebuah pijakan Biarlah semuanya menjadi kenangan yang takkan bisa aku lupakan Mengendap bersama sisasisa cinta yang ada dalam hati Takkala semua berlalu bersama waktu yang mengisahkan Kesepian akan menumbuhkan harapan di setiap terbitnya matahari Wawan Tallawengkaar Loahanou 29 Desember 2018

UNTUK PEREMPUAN YANG PERNAH TERLUKA

Gambar
UNTUK PEREMPUAN YANG PERNAH TERLUKA Wawan Tallawengkaar Setelah sekian lama kita berpisah Belum sempat aku mengucap kata perpisahan Kali ini aku mencoba menyapamu kembali Hanya dengan kata maaf yang mampu aku ucapkan dan tak ingin membuat luka semakin dalam Kau boleh mencari seribu alasan untuk membenciku Jika itu mampu membuat luka yang pernah kutorehkan semakin membaik Kau boleh menyebutku bangsat, karena aku telah menyianyiakanmu Maafkanlah aku ... Jika masih ada rasa cinta untukku di hatimu dan kau mau memaafkanku Sebuah penyesalanku takkan membuat cinta kita seperti dulu Namun aku masih berharap, kau masih menerimaku sebagai orang yang pernah begitu dekat Setidaknya aku masih bisa melihat engkau bahagia walau bukan denganku Kedewasaan akan tumbuh sebagaimana kenangankenangan memberi pelajaran Engkau dan aku yang pernah dalam satu kisah menjadi kita Dan kali ini, izinkan aku mencintaimu kembali sebagai kenangan terindah Demak 27 November 2018

Puisi Sedih: Di Antara Hilang

Gambar
DI ANTARA HILANG Di antara keterlambatan menyadari waktu yang terus berlalu Kabutkabut terus berupaya menutupi jarak pandanganku Sekatsekat semakin meninggi mengurung kata di ujung lidah Sebuah ungkapan yang semakin terlambat di antara hilanghilang lalu punah Dan puisi tentangmu yang tersimpan di benakku Perlahan lebur menjadi debu yang terhirup di setiap mimpi bisu Betapa kehilangan sebelum memiliki seperti pedang patah Tak mampu menusuk tapi menghantam lalu jatuh ke tanah Kenapa tak kau runcingkan saja ujung patahan Agar mencintaimu aku rela mati dengan pedang di tangan Sayangnya, kau selalu menunda kabut yang menebal menitiskan embun Dan kau perlahan membunuhku tanpa rindu yang meminta ampun Di antara hilang aku kehilangan cinta yang lenyap bersama kabut Dan ketika terbuka tabir pandangan dalam kalut Mataku terjatuh bersimbah darah pada sebuah kenyataan Tak ada sesiapapun yang menopang tubuhku dalam pesakitan Dalam kesesatan aku selalu mendengar puisipuisimu Suaran...

ANGIN PUJAAN HATI

Gambar
ANGIN PUJAAN HATI Wawan Tallawengkaar Angin yang berhembus entah datang dari mana Membawa sejuta rasa yang tak mampu aku menghindarinya Di setiap malam yang senyap dalam mimpi mimpi Rasa itu menjelma pada bayanganmu yang merasuk dalam hati Ada benih benih yang tak seharusnya tumbuh Di antara detak jantungku rindu mulai hadir bagai gemuruh Berdentum keras dan namamu yang menggema dalam hati Tak kuasa aku menahan rindu yang mulai menyakiti Kenapa rindu ini datang begitu saja di setiap helaan napasku Bait bait puisi pun terdiam tanpa bisa memberi makna hadirmu Goresan tanganku seakan tak mampu menumpahkan kata Kau terlihat begitu sempurna di mataku yang mulai terpana Angin pujaan berhembus dan bercabang keresahan Membawa sebuah pilihan yang tak mampu aku tetapkan Rindu ini begitu rentan dan cinta akan menjadi rapuh Tak kala kau berhembus dan merubah haluan yang sedang kau tempuh Inikah tentang cinta kita yang terbawa angin di kesunyian Angin pujaan yang selalu menebarkan...

Puisi Tentang Cinta SEJAK JATUH CINTA KEPADAMU

SEJAK JATUH CINTA Sinar mentari pagi perlahan melatar di telaga yang begitu sunyi Sebelum bayanganku terinjak oleh kakiku sendiri Sejenak aku menikmati keindahan dari rona langit yang menyemburatkan warna jingga Ada banyak misteri yang membuat aku selalu terpana Aku pernah bertanya pada langit pagi perihal rasa cinta Dan bagaimana aku bisa merasakan rasa sakit atau bahagia Ada satu hal yang selalu membuatku penasaran Kenapa di balik misterinya selalu ada keraguan Sebagaimana selarik kata dan sebuah makna Saling bersembunyi dari ungkapan rasa cinta Bahkan saling menuding perihal cemburu yang berapiapi Hingga terkadang cinta menjadi jengah dan menutup diri Padamu, aku pun tak mampu menggubah rasa Sebab makna selalu lebih tinggi dari semua bahasa Meski aku mencoba menafsirkan rasa ke dalam puisi Tetap saja tak bisa menjangkau semua rasa dalam hati Bahkan ketika aku mencoba menyelam lebih dalam di kesunyian Aku seringkali menemukan beberapa rasa perih dan kekecewaan Seba...

Puisi Special Ulang Tahun untuk Orang Tercinta

Gambar
BUKAN HANYA DOA Aku sampaikan doa untukmu, ... Melewati tunas-tunas hingga menembus langit biru Sebuah harapan untuk merangkai waktu agar mewujud senyummu Jejak langkah yang terguyur hujan dan tertutup debu Masih terperangkap berjuta kenangan yang mungkin kelabu Tiada kata seindah do'a, ... Bukan hanya kata yang menyematkan do'a Serangkaian kisah menjadi pijakan bahagia Sejatinya bahagia penuh janji yang ditepati-Nya Dari tangisan pertama penuh sambutan bahagia Menyambut kebahagiaan, ... Mungkin beberapa kali menyudahi tangisan Dimana usia semakin menuju sejatinya kehidupan Airmata mampu membersihkan hati dari kegelapan Hingga cahaya-Nya selalu menyinari di setiap ratapan Kuucapkan salam rindu, ... Dimana hari tepat engkau meninggalkan rahim seorang Ibu Melakoni takdirmu di dunia dengan penuh haru biru Terucap salam, terangkai doa, dan penuh harapan bahagiamu Menjadi silsilah yang mampu meneruskan sesuatu Yang kelak menjadi kebahagiaan sebuah temu Bukan ha...

Aku Pernah Patah Hati dan Hancur

Gambar
AKU PERNAH PATAH HATI Wawan Tallawengkaar Hatiku pernah benar-benar patah Bahkan jemariku tak mampu merekatkan kembali kepingannya Sampai langkahku pun tak tentu arah Empat penjuru mata angin seolah tak mau berada di tempatnya Aku benar-benar terpuruk Meratapi nasibku yang begitu buruk Tapi aku tak pernah mengaisi kenangan Yang pada akhirnya membuat luka tak kunjung sembuh Sehingga aku berhenti melangitkan doa untuk sebuah nama Cinta memang punya ceritanya sendiri Bahkan ketika aku yang bersusah payah memperjuanganmu Akhirnya menyerah pada waktu yang melipat cerita Ada masanya patahan hati akan tumbuh utuh kembali Sampai seseorang mau menerimaku dengan tulus Walau aku terkadang tak begitu yakin dengan keadaanku Apa iya,? Cinta yang datang kembali takkan membuat hatiku patah Sebab kepercayaan diriku masih sebatas katakata Aku masih takut, rindu yang datang akan membuatku cemas Demak 24 November 2018

Puisi Tentang Cinta yang Selalu Setia

Gambar
SETIA DENGAN WAKTU Tak banyak yang bisa aku lakukan selain berdoa Bersama waktu yang tak pernah berhenti mengalirkan cerita Terus menandai pertemuan dan perpisahan Ada aku, kamu, dia dan mereka menjalani peranan Membicarakan kisah kita yang tak akan mudah sesuai kemauan Akan ada banyak hal diluar dugaan bisa saja meluluhlantakan Cinta yang tumbuh akan layu sebelum berkembang Biarlah waktu yang memegang peranan dengan tenang Mungkin waktu tak akan pernah memberi peluang Untuk sekedar menikmati kopi pagi bersama dan berbincang Biar bagaimanapun, semua itu akan aku jalani agar cinta tetap tumbuh Dan setia bersama waktu untuk merawat rindu tanpa mengeluh Doa-doa mungkin mengendap sebagai awan di ketinggian Jika Sang Penguasa berkehendak tiada mustahil hujan sebagai jawaban Atas semua jerih dan payah cinta yang akan berbunga Sehingga rinai hujan memeluk akar dalam keabadian cinta Wawan Tallawengkaar Demak 12 November 2018

Puisi Rindu Sahabat Kecil

Gambar
RINDU SAHABAT Sejak jauh dari rumah dan melangkahkan kaki mengejar impian Ada saat-saat dimana wangi keringat bocah kecil keluar dari lamunan Kampung halaman yang membesarkan tawa-tawa lugu persahabatan Tiada beban, bermain hujan dan berlarian penuh kebahagian Aku rindu saat seperti itu, dunia tanpa percintaan Menikmati permainan tanpa dipermainkan Persahabatan tulus tanpa penghianatan Keributan, kegaduhan tanpa perseteruan Wahai sahabat, di mana kalian Rentangan jarak tanah yang memisahkan Pusaran waktu sebuah kedewasaan Menumpuk rindu yang tak karuan Di tempat dulu kita menggelak tawa keluguan Pohon tua yang kesepian tanpa daun permainan Merindukan pelukan dan aroma tubuh belepotan Aku tunggu dengan seduhan kopi kehidupan Wawan Tallawengkaar Demak 01 November 2018

PULANG

PULANG Aku sedikit ragu pada apa yang menjadi kegelisahanku selama ini Ketika dalam perjalanan pulang membawa segenggam serpihan hati Sebenarnya banyak pintu yang terbuka untuk kusinggahi Agar aku bisa menata kembali potongan kisah yang kau tinggal pergi Namun aku lewati dengan alasan yang tak pernah kau mengerti Hingga merasa bingung, kemana akan pulang sebagai akhir labuhan hati Sementara tak ada lagi rumah yang dulu hati ini merindui Aku benar-benar ingin pulang Sebagaimana rindu ini begitu liar dan jalang Menggerogoti jiwaku dan mulai sedikit meradang Aku rindu kepulan asap kopi di beranda dan teduhnya wajahmu di kala siang Kini semua itu tak lagi kudapati di hatiku yang malang Rindu pada siapa? Pulang kemana? Pertanyaan itu selalu terulang Entahlah, ... aku hanya ingin pulang Walau kutahu, ... tanah yang dulu kupijak telah hilang Setidaknya, ada suatu tempat yang indah untuk dikenang Aroma kota yang masih sejuk dan suara ilalang yang begitu riang Dimana kita ber...

Puisi Cinta HANTU

HANTU Aku adalah hantu yang bersembunyi di laci meja riasmu Aku sering menyelinap di tumpukan baju kotormu Untuk menghirup habis bau keringat tubuhmu Aku adalah hantu yang merasuki wangi parfummu Agar hanya aku yang mencemari napasmu Siang, malam, hingga pagi sebelum kau beranjak dari tempat tidur Aku selalu terbuai mendengar napasmu yang mendengkur Entah sejak kapan aku selalu tertarik perihal rasa cinta yang terkubur Dimana setiap penggalan kisahnya, aku selalu melingkarinya dengan teratur Sampai hadirku tak kau sadari, bahwa akulah yang selalu menyisipkan doa sebelum tidur Mungkin kau pernah kehujanan tanpa bisa menemukan kehangatan Aku pun pernah menggeretakkan tulangku di tungku perapian Tiada kehangatan yang tercipta tanpa kekasih di kehadiran Yaitu dirimu yang sempat hilang ditelan duga-duga keterlaluan Menyisakan rindu yang menumpuk tanpa sentuhan Dan kini aku rela menjadi hantu yang tak pernah kau lihat Tapi selalu menjadi udara yang kau hirup ketika kau penat...

Puisi Hujan di Bulan Desember

HUJAN DI BULAN DESEMBER Bulan Desember, di akhir tahun untuk sebuah awal Awal dari sebuah luka yang begitu menyakitkan Dan seringkali aku tersesat dalam kenangan Kenangan yang tak mampu begitu saja aku lupakan Banyak sekali cerita yang belum aku selesaikan Di antara barisan hujan yang selalu menumbuhkan perasaan pilu Berkali-kali aku berusaha menemukan cara melangkah ke depan Namun tak satupun impian menjadi pijakan Selalu saja gagal dalam segala hal yang begitu menyakitkan Gagal menyembuhkan luka, dan gagal merekayasa senyuman Aku semakin terpuruk, dan terjebak dua kosa kata dalam ikatan Kita, yang nyatanya sudah berbeda dalam impian dan harapan Engkau memilih pergi menyudahi rencana yang sering kita tuliskan Sedangkan aku, masih di sini bermandikan hujan dan airmata Tak ada yang lebih menyakitkan, selain cinta yang terlunta Bukan bagaimana caranya engkau meninggalkan aku yang terluka Tapi rasa tak pedulimu, seolah tak pernah ada rasa di antara kita Rasa yang dulu b...

Puisi Kenangan HANTU MASA LALU

Gambar
HANTU MASA LALU Ada yang selalu mengikutiku ... Seperti penguntit, yang entah datang darimana Aku mengira dari dunia lain yang penuh kekejaman Sedikitpun tak punya bayangan siapa dia Dan aku pernah membaca tentang apa yang dilakukannya Aku berusaha untuk tidak panik, tetapi akhir-akhir ini selalu bermimpi buruk dan mengerikan Setiap pagi terbangun penuh cemas, seolah akan ada malapetaka menimpa Aku pikir, itu hanya imajinasiku saja Mungkin karena terlalu keras memperjuangkan seseorang Sehingga banyak bayang-bayang menakutkan jika aku terjatuh dan patah hati Aku menoleh menatap diriku di cermin kusam Terlihat samar wajah lelaki di ambang usia duapuluhan Berpakaian rapih, dengan wajah tampan bermata tajam, memancarkan intelegensi dan kecemasan Hh .., aku benci tampangku, daya tarik yang membuat orang muak Lalu siapa yang ingin mencelakaiku? Apakah sebuah penolakan? Atau penghianatan masa silam yang akan terulang kembali? Entahlah, ... semakin aku mengejarmu, semaki...

Puisi Rontokan Kue Kering

Gambar
KUDAPAN Berjajar manis senyum terbungkus cinta Pitapita menjuntai menyentuh mata Sekatsekat halang hilang Pagi pulang malang Kembali, bibir bertabur airmata Tubuh sewangi bianglala Tak lekang sebatas Takkan bias Sesaat, membaca kaca buram di lengan Kemana lagi peran keriput dilakonkan Langkahlangkah melambat oleh hujan Lonceng telah berbunyi Peran terhunus sepi Wawan Tallawengkaar Demak 02 September 2018

Pesan Ayah Kepada Anak Lelakinya

Pesan Ayah Kepada Anaknya Nak, ... Suara tangis bayimu sudah beranjak Tegap langkahmu kian menjadi jejak Kaulah bocah lelaki penerusku kelak Nak, ... Ketika ayah pergi dengan kepala tegak Ingin rasanya menoleh melewati pundak Tak kuasa rasanya menimbun tatapan dalam benak Nak, ... Jagalah ibumu, jangan beranjak Dari semua doadoa bersajak Dia adalah kekasih ayah yang penuh katakata bijak Jagalah ibu dan saudaramu Kaulah pengganti ayah, dan berbuatlah sesuatu Melewati batas yang ayah mampu Gapailah semua impianmu Anak-anak rindu yang ayah tinggalkan Rawatlah bersama kedewasaan Agar kelak ayah tak dilanda kecemasan Ketika ayah pergi tanpa lambaian Wawan Tallawengkaar Demak 07 September 2018

Puisi Suara Hati - Bunga Es

Gambar
BUNGA ES Tak ada yang bisa aku lakukan, selain menunggu Berharap jenuh tak datang menggodaku dan lelah mentertawaiku Sementara hujan tak henti-hentinya mengibas lembabnya di mataku. Dinginnya yang menggigil meraung-raung di tulangku Sunyi berdatangan merangkai ratapan pilu Takkala waktu belum juga datang memberi kepastian jawaban atas segala gundahku. Sesekali aku sempatkan membaca kembali rencana-rencana Namun tak satupun aku lingkari sebagai tanda terlaksana Hujan semakin lebat, aku masih termangu di sudut kota Dari dalam kotak kaca mini cafe kopiku dingin terjeda Mungkin semua ini sia-sia, kau hanyalah mempermainkan perasaaku Sebagaimana yang aku dengar dari sebelumku, yang kelelahan mencintaimu. Dan rasa lelah itu mulai mendekatiku dengan menahan tawa beku Benar saja, kau dan dia melintas dari kejauhan Berlari-lari kecil di sebuah pertokoan Kemudian tertawa lepas saling berpelukan Sebelum akhirnya hilang dari pandangan Tertawalah ... Dengan semua kebodohanku, sebab ...

Aku Sudah Selesai dengan Cinta

Gambar
AKU SUDAH SELESAI Aku berteduh di bawah asuhan matahari Menatap aliran sungai yang tiada henti Begitu riang suara batubatu berlumut Gemericiknya merangkum pikiran kalut Angin semilir mengeja rasa diamku Memberi jawaban melalui waktu Setelah kusudahi ribuan tangisan Aku terpejam, menarik napas perlahan Lelap, bersama alam yang berpuisi Melalui daundaun yang bersimpati Meninggalkan badan pada tanah Jiwaku larut di alam tanpa ranah Bisikan lirih bunga yang mewangi Nyanyian burung di pagi hari Menanda rasa yang datang Sebagai senyum mengenang Wawan Tallawengkaar Demak 23 Agustus 2018

CUMBANACORA - Mencium Kegelapan

Gambar
CUMBANACORA (mencium kegelapan) Wawan Tallawengkaar Garanggati menggantung di mataku Mengelontong, di ujung kelebat gelap Sedangku terpejam besenggama waktu Melatar badanku tanpa bayang lelap Setumpu cora, sependar gusar Teramat papa pada cahaya Kerlip bukan 'tuk mekar Sekejap chanda Sesunyi, ... Senyap ke barat Sendiri, ... Sunyi berkelebat Kemana saja sunyi, ... Ke barat, utara, timur, selatan Adanya senyap di sini Tanpa suara di punggung rerumputan Pucuk menara menyentuh langit Terkutuk mataku bercinta dengan cahaya Tujuh lapis tabir terbuka di bulan sabit Terlaknanat tubuhku, istahar bermala Di sepertiga malam, aku tersesat Bisikbisik detik membuatku terjaga Teriakan waktu menjatuhkan hasrat Di pagi hari, kupakai topeng bercula Demak 16 Agustus 2018

Anglocita

Gambar
ANGLOCITA Wawan Tallawengkaar Ketika jemariku menggusar kata Bait-bait serupa alimerut mantra Asmaradana aluala jagat raya Aworsih merempahkan cinta Seketika mulutku sedemikian rupa Mengkidungkan duka melara Dari anglocita teramat papa Sepenggal kisah jadi nestapa Apa cintaku terjatuh dalam Dan tak ada sandaran malam Hati serimpang terajam kelam Menitis diksi paling kejam Ketika jemariku mengumpulkan abu Dari sisa perapian asmara, terpedu Mataku tak mampu menanda rindu Pada kisah kasih dalam pusaran waktu Sebarat angin melindu, menyeka peluk Semakin jauh dari kehangatan lubuk Gelap, teramat gelap dan terpuruk Anglocita merempahkan dan meliuk Demak, 15 februari 2018

Puisi Kontemplasi: Jauh (Dekat)

Gambar
JAUH (dekat) Yang kuanggap jauh adalah biru Yang kuanggap dalam adalah biru Yang kuanggap kelam adalah hitam Yang kuanggap haru adalah diam Sebelum jauh, aku mengenal dekat Sebelum dekat, aku mengenal hasrat Setelah jauh, aku mengenal hilang Setelah dekat, aku mengenal pulang Jauh, adaku semakin lekat Dekat, adaku semakin zat Rendah semakin fana Tinggi menjadi tiada Jauh sebelum mengenal jauh Dekat setelah mengenal jauh Jauh dekat bukanlah jarak Sebelum dilingkari almanak Aku jauh, aku dekat Adalah nikmat Berhasrat Munajat Wawan Tallawengkaar Demak 10 Agustus 2018

Gerbang Kematian - Mengingat Mati

GERBANG KEMATIAN Karya: Wawan Tallawengkaar Sepanjang perjalanan kumenakar jalan-jalan sunyi dan menimbang batu-batu Belum sampailah pada pengakuan siapa diriku Aku berhenti sejenak, lalu kulempar mataku pada rimbunnya pohon berakar kesedihan Daunnya bermotif waru, namun sedikit menguning sampai ujung jangkauan Nampak begitu menyedihkan, lalu kuambil sisa-sisa keberanian dari kantong bekal Melangkahkan kaki dengan tubuh gemetar seperti akan menemui ajal Aku menarik napas begitu panjang hingga dadaku sedikit membusung Lalu kulepaskan dari dalam hati melewati tenggorokanku, tercekat di langit-langit yang mendung Aku berjalan melingkar, mengitari pohon tanpa bergumam Sementara hari masih memajang bintang-bintang di langit malam Lima kali putaran, lututku tiba-tiba bersimpuh nestapa Kedua tanganku menengadah, berujar pada penguasa alam semesta Inikah gerbang kematianku? Aku berteriak dalam gelap yang membisu Tiba-tiba saja bintang-bintang runtuh Tak sampai ke bumi tempatku...

Aku (i)lah Kekasih

Gambar
Aku(i)lah Apa engkau tahu mengenai gerimis? Orang bilang itu adalah tangis Apa engkau tahu apa itu rindu? Orang bilang itu seperti candu Lalu apa yang bisa membuatku menangis Bukan terluka karena harapan yang sirna Adalah cinta yang belum mampu kutepis Sebagaimana rindu bertubi-tubi menyiksa Kuhafal bagian yang membuat terpesona Di wajahmu, sepasang mata rinjani Dan kuutarakan pada bait-bait berima Kusempurnakan sebagai puisi Apa engkau tahu tentang puisiku? Di langit-langit aku tuliskan Tentangmu tentangku Mendekatlah, akan aku bacakan Wawan Tallawengkaar Demak 23 juli 2018

Sajak Langkah Tanpa Jejak

Gambar
LANGKAH TANPA JEJAK Di balik bukit sayupsayup kudengar alunan lagu yang sering kita nyanyikan. Aku terpejam, lalu berlari secepat kilat menerobos kenangankenangan pahit. Hingga kutemukan dirimu yang begitu anggun tersenyum padaku sebelum akhirnya meninggalkanku. Sekuat tenaga, kuulurkan tangan untuk meraihmu agar tak menghilang tanpa ramburambu. Lalu kutersadar, lagu itu menyerupaimu. Aku kembali, mendapati diriku di gelap malam yang begitu congkak dan tak sudi memberikan kerlapkerlip bintang. Hanya ada rintikrintik lembut menyentuh pipiku, entah itu dari udara malam atau dari hatiku sendiri yang berelegi. Bersama waktu, kucoba mengumpulkan keberanian untuk menemui sebuah kenyataan. Pahit? Aku sudah lupa rasanya. Terlalu terbiasa, sedusedan dan lukaluka Adakah sebutir gula,? Yang menyerupai cinta? Dengan begitu, sebutirpun terasa sangat manis. Dan, Bersama waktu, aku melangkah tanpa jejakmu. Di sampingku, di kamar kita, halaman, bahkan di tubuhku. Esok pagi ... Setelah kusim...

Puisi Mengurai Air Mata

Gambar
MENGURAI AIRMATA Aku membawa seekor puisi yang jalang Sejak se-patah, kata cinta untukmu Tersesat di hutan paling kenang Bersikeras memberi arti hadirmu Di dunia tanpa raga Dilingkari butirbutir mimpi Kuterpedang serpihan kaca Tak begitu sakit, tapi bertubitubi Airmataku keruh, dipenuhi rindurindu Mengalir begitu deras penuhi telaga sunyi Bayangan rembulan, tersabit mataku Menari bersama gemericik dalam hati Sepatah ini, arang meremah Mungurai airmata Linangan hening pasrah Menjadi penuh makna Rindurindu terlalu renta Cita cinta menjadi kabut putih Gumamgumam tafsirkan airmata Puisi pun bersuara lirih #rontokankuekering

Puisi DOA

Gambar
D O A Gumamku dalam doadoa yang manis Di antara terompah yang menjajar sunyi Berharap gerimis tak menetas tangis Dan wangi ampo menjadi risalah hati Perihal esok pagi, yang tiada jejakmu Aku menandainya di antara bintang Dalam gelap, nyala lilinku begitu ragu Berkelahi dengan hembusan angin jalang Sebelum anakanak kantuk datang Doadoa untukmu merebah sejenak Mengumpulkan keberanian ruang Di ujung malam melingkari almanak Ketika langkahku melambat oleh hujan Dimana usia semakin keriput Sebuah epilog tentu harus dibacakan Dan doadoa menjadi sandaran Mari bergumam, di akhir cerita Dengan doadoa yang manis Wawan Tallawengkaar

Kisah Cinta yang Tak Pernah Usang

Gambar
SAJIAN KISAH TAK PERNAH USANG Matahari bergeser ke belakang kepala Bayanganku memanjang bersahaja Menyentuh hamparan pasir putih Langkahku hendak meninggalkan perih Namun sebuah kisah memanjang Melingkupi hariku kala malam menjelang Ada coretancoretan kecil, melekat Menjadi kisah yang semakin kesumat Seikat kembang kuletakan ditengah kita Mataku dan matamu saling mengeja Meraba debar di dalamnya hati Menyimpul senyum, sewangi melati Dan aku menulis kata rindu Meruas dalam buku Yang kelak kita baca Menjadi jejak antara kita Wawan Tallawengkaar Demak 09 juli 2018

Cinta dan Kenangan

Gambar
RUBAH HUTAN KENANGAN Kabut tebal masih menyelimuti kepalaku Mataku terjatuh di hutan tanpa musim Langkah kakiku meraba wajah mentari Dingin, mentari tenggelam oleh kesunyian Bersama hujan, kurentang barisan waktu Membaca kembali sudutsudut ruam rindu Berluka tanpa darah di tiap ruas bisu Aku kembali mencari mata pelangi Dimana hujan rindu bungabunga Taman hati penuh wangiwangi Di tengah hutan berlumut batu Kicau burung dari ranting puisi Hati nan pilu, airmata hujan Kemudian berlari ke seberang Memungut jantungku Berdegub kencang Dan mengambil mataku Kudapati seekor rindu Memakan wewangian Ada dalam mataku Mulai hidup dalam kenangan Wawan Tallawengkaar Tegal 22 Juni 2018

Senandika Angin Kumbang

Gambar
A N G I N  K U M B A N G Sejurus mataku memicing Melipat tangan dalam hening Angin setubuhi tulangtulangku Gemeretak menggigil nan pilu Kabut malam menitis air mata Setiaku merintih paling luka Rindurinduku berulah Merintis tanpa lelah Di alam tanpa musim Dimana hatiku bermukim Hanya ada angin kumbang Yang datang dari padang ilalang Di alam tanpa warna Dimana hati dipenuhi rasa Ada sebentuk harapan Di antara cinta tanpa kecupan Cinta, barangkali menentukan arahnya Pada likaliku jalan penuh warna Dan rindu, barangkali merintis harihari Mengiris dan melukai dirinya sendiri Angin kumbang Melingkar jalang Datang tanpa wangi Pergi melantah sepi Wawan Tallawengkaar Tegal 17 Juni 2018

Puisi Kontemplasi Tak Apa

T A K  A P A Sebelum ada kehidupan umat manusia Bukanlah sebuah kematian tanpa kehidupan Sesudah kematian sebuah kehidupan Bukanlah sebuah kehidupan setelah kematian Semua, sesuai ketetapan-Nya Tak peduli siapa Orang yang dikenal Atau orang yang dilupakan Tak peduli, ... Seberapa pintarnya bermain musik Seberapa bodohnya dalam bercinta Dan seberapa kuat orang bisa melakukannya Tak apa, ... Jika seluruh dunia tak peduli Atau bahkan melupakan semua pengorbanan Setelah kematian, hanya Sang Pencipta yang tak pernah melupakan Bahwa; ada dan tiadanya di mata dunia, tak perlu risau Tak apa, ... Jika tak mampu menjadi pemuka Tak apa, ... Jika hanya mampu menengadah Tak apa, ... Jika tak mampu mengubah dunia Paling tidak mengubah hari ini untuk lebih baik dari sebelumnya Anggaplah esok takkan ada apaapa yang perlu dirisaukan Ini hanyalah ketiadaan dalam keadaan Tak apa jika tak mengerti kesunyian Akupun tak apa, jika semua terlupakan Dan waktu hanyalah lingkara...

Pengorbanan Cinta

Gambar
KERELAAN YANG TAK DIRELAKAN Aku pernah menuliskan sebuah perjalanan Dalam sajaksajak puisi, tentang kerelaan Dan aku tahu, apa itu pengorbanan Kesedihan ..., dan sebuah kesetiaan Aku menahan lajunya waktu Untuk menikmati setiap deru Dalam kasih haru nan biru Sebelum menjadi kelabu Aku merelakan Sebuah kisah perjalanan Dalam kerelaan yang tak direlakan Menjadi kenangan yang tak mungkin terlupakan Aku akan menunggu bersama waktu Hingga batubatu menjadi debu Hingga akhir hayatku Hingga di ujung temu Sebenarnya, ... Aku tak benarbenar rela Pada apa yang menjadikanku jatuh cinta Hilang ditelan sebuah prahara Walau pada akhirnya takdir sebagai cerita Bahwa semua rencana-Nya harus aku terima Entah itu sebuah kesiasiaan penuh makna Atau kerelaan pada penantian yang akan menjadi nyata Hatiku adalah milik-Nya Cintaku ada karena-Nya #rontokankuekering Wawan Tallawengkaar

Catatan Rahasia Cinta

CATATAN RAHASIA Perjalanan yang kulalui Lalai lalu malaimalai Sedebu segunung Nung termenung Jauh sepandang Dekat terkenang Esok temui diri Ruh nan abadi Dilembarkan Cerita perjalanan Pertanggungjawaban Di hadap berhadapan catatan Rahasia diri segera dipertemukan Catatan rahasia, Tuhan Tanpa bantahan Kiri dan kanan Di keabadian Wawan Tallawengkaar Tegal 13 Juni 2018

Puisi Cinta Sedih

BERAWAL DARI MIMPI BURUK Kututupi sudutsudut yang mungkin akan kau lihat Agar aku mendapati lukamu sebagai lukaku Kusembunyikan perasaan yang tulus ikhlas Agar kau lebih banyak membenciku hingga tak acuh Aku tak berharap kau mengerti caraku membahagiakanmu Karena caraku adalah sebuah mimpi buruk Yang bisa saja melukaimu, maafkanlah aku Tentang lukaku, kau tak usah kuatir Karena aku terbiasa terluka dan perihal caraku menikmatinya usah kau pedulikan Aku berasal dari mimpi buruk, menjelma nyata sebuah kebencian Perihal caraku membahagiakanmu, bencilah sekuat tenagamu Ketika tiba waktuku, kuingin berakhir sebagai orang yang paling dibenci dan tak dipedulikan Ahh ...., aku tak perlu tarik napas panjang Sedikit apa yang telah kutorehkan sebagai luka Karena itulah caraku dan aku harap kau takkan pernah mengerti Setiap luka yang kusemai, akan tumbuh dan kupetik buahnya dengan caraku Jika ada yang mampu mengubahku, mungkin aku tak bertahan lama sebagai keindahan Maaf ..., ak...

Katakata Cinta yang Hilang

KATA-KATA YANG HILANG Karya: Wawan Tallawengkaar Di setiap langkah dalam lingkaaran waktu Ribuan puisi dipenuhi katakata untukmu Melantaskan langkah tanpa kerelaan Adamu di rentang tanah kutinggalkan Selalu ada rindu mengalungi jantungku Betapa berat jalan yang penuh liku Lembah dan bukit berbatu kulewati Mencari sebentuk arti cinta suci Di pintu gerbang, aku temui Katakataku hilang dari hati Katakata yang selalu aku bawa Kemanapun penuh suka cita Dalam sekejap, dunia menjadi gelap Kutak mampu lagi berucap Sebab, katakata yang kubawa hilang Hilang dari arti cinta yang terbilang Mungkin aku akan menemukannya kembali, walau dalam bentuk yang berbeda Atau aku yang terlupa di mana Sebaiknya aku berdoa saja Apapun yang terjadi setelahnya #rontokankuekering Demak 10 Juni 2018

CEMAS - Puisi Cinta

C E M A S Karya: Wawan Tallawengkaar Lidahku kelu ... Setelah menyesap katakata Tapi telingaku tak tuli Dan aku belum sampai gagu Kumuntahkan ribuan puisi Di atas meja penuh kecemasan Cemas akan banyaknya rindu Cinta, luka dan tak acuh Hai misteri ... Kutiupkan ratusan katakata Untuk memecah tekateki Puisiku yang mati Agar kelak ... Sajakku terbangun dari mimpi Dan puisi bersuara lantang Tanpa dihantui kecemaaan Di setiap puisi yang bermantra sunyi Aku takut tertelan sampai mati Lalu aku mati sebagai puisi Yang terpendam di hatimu, Juwita Apa bibirmu mampu berpuisi? Setelah melihatku mati? Sebelum kumati, kulumat saja bibirmu Dan menggetarkan udara sebelum pagi #rontokankuekeeing Demak 08 Juni 2018

Aku Baik Baik Saja

AKU BAIK-BAIK SAJA? Karya: Wawan Tallawengkaar Ketika yang biasa terlihat berbeda Kuletakkan cintaku sepenuhnya Ketika terlihat berbeda dari biasanya Cintaku binasa penuh luka Aku pikir, aku akan baik-baik saja Menjalani hari-hari tanpa romansa Tak usah kau sibuk menunjukan arah Aku cukup tahu kemana melangkah Kehilangan adalah hal biasa Namun luka yang kau toreh berbeda Ada simpul yang tak bisa kulepas Menjerat erat, sulit kubernapas Seiring berjalannya waktu Ada saja rindu akan dirimu yang dulu Namun luka tak bisa hilang begitu saja Butuh waktu untuk menyembuhkannya Entahlah, aku sedang berusaha Untuk terlihat baik-baik saja Dengan canda dan tawa Luka, nanti juga terbiasa #rontokankuekering Demak 08 Juni 2018

Puisi Romantis untuk Kekasih

K U P U K U P U ( dan belalang ) Karya:  Wawan Tallawengkaar Dulu, Perihal lagu; "Pok ameame belalang kupukupu," aku sempat percaya bahwa belalang dan kupukupu itu, kalau siang makan nasi dan malam minum susu. Sesudahnya, Kunyanyikan lagu; "Balonku ada lima" dengan pengertian berbeda, ahh.., naluri remaja. Sama halnya lagu; "Pok ameame belalang kupukupu." Ketika bernaluri bocah, Kenapa hati menjadi kacau ketika balon yang berwarna hijau meletus? Aku pikir bukan hati yang lebih kacau, menangispun tak berkesudahan. Bukankah masih ada empat balon di tangan? Ahh .., dasar bocah ..!? Lalu, Apa sekarang aku bisa percaya? Bahwa; belalang dan kupukupu makan nasi dan minum susu? Tentu tidak, itukan hanya sebuah lagu. Ya, hanya sebuah lagu untuk menghibur hati tanpa harus mengetahui maknanya. Sekiranya aku bisa memberi pemahaman, bahwa; tak semua apa yang ada dalam hati bisa diterjemahkan secara lugas. Terkadang kita harus diam untuk menjelaskannya, mungki...

Candu Cinta

C A N D U B I S A Karya: Wawan Tallawengkaar Beberapa kali kutersedak gagu Membaca katademikata dalam puisimu Bersembunyi seekor ular di setiap baitmu Lidah bercabang, mata hitam bercandu Aku tak bisa mengelak, begitu cekatan Hatiku dililit ular candubisa, satu gigitan Jantungku berdegub kencang, takkaruan Mengejang, hampir saja tiada keragaan Apa ini ..!?, aku tak bisa memejam Seketika, duniaku serasa karam Di setiap penghujung malam Aku hanya melerai diam Ingin kuberkatakata dengan tikambala Untuk membunuh ular candubisa Apa daya, satu gigitan hati meraga Aku ..., tak bisa melanjutkan katakata #rontokankuekering Demak 02 Juni 2018

Cinta dan Setangkup Puisi

SETANGKUP PUISI Aku punya katakata sederhana Untuk bercerita tentang kerinduan Aku takkan berpuisi seperti pujangga Hanya untuk memuja sang pujaan Di luar dugaan, ternyata tak semudah itu Untuk mengatakan bahwa; "aku rindu" Bahkan untuk memujamu pun, kelu Katakata sederhana, terlalu malu Cukup lama aku mempenjarakan rindu Di bilik yang gelap berukir daun waru Sebenarnya aku cemas, jika kau tau Bahwa; aku begitu mencintaimu Baiklah, akan kurangkai diksi Penuh majasmajas, ambigu Hingga sulit engkau kenali Bahwa; aku memujamu Kupersembahkan katakata Dalam setangkup puisi Untuk cinta tiada tara Gadis yang ada di hati Wawan Tallawengkaar #rontokankuekering

Senja dan Kenangan

Gambar
MASIH TENTANG SENJA Masih saja aku tak bisa membedakan Senjasenja yang terlewati waktu Terperanjat aku di setiap tatapan Walau senja masih seperti dulu Waktu kita menikmati sejumput rindu Angin dingin berhaluan kehangatan Rona merah di wajahmu, kucumbu Sekiranya malam menuju pagi Rembulan yang tersabit cinta Matamu adalah purnama Aku menemukan rasa tak biasa Seumpama diri bermandi melati Kasih ..., dalam temaram Sehening apapun lembaran malam Namamu begitu riuh di kepalaku Wajahmu menjelma dalam pejamku Ketika senja beranjak .. Aku mulai takut malam berubah arah Menuju kesunyian tanpa sajak Dan, kenangan mulai bernanah Jangan ..., jangan pergi, lalu Tinggalkan aku bersama luka Tetaplah dengan seadamu Temu adalah adaku asa Masih tentang senja Sebuah kisah takkan kulupa Wawan Tallawengkaar. 

Srengenge - Puisi Bahasa Jawa

Gambar
Srengenge Srengenge budal Wulane mencolot neng latar Wayahe bocah-bocah podo ramon Srengene nek bengi ora panas Jare si cempluk Esuk tangi Srengengene menthungul Teko wetan madangi jagat Wayahe wong tani podo babat Jare mbah Paijem Srenggenge Cahyane tekan bumi Tapi hurung ono wong nglungguhi Ora tekan, kejobo cahyane de'e Jare kang juned Lah kae kok srengenge ireng? Meremo le, ngumpet neng longan Neng opo mbah? Meneng wae Le?! Mengko ndak dipangan betoro suryo!! #rontokankuekering

Bila Aku Pulang

BUKALAH PINTU BILA AKU PULANG Karya: Wawan Tallawengkaar Rinduku berlapis mengendap ikhlas Sedari mataku bersandang hingga pulas Mentari pagi seakan menghiburku bersenandung Menari di atas daun bercabang kicau burung Jarak rentang tanah dan waktu selalu membait rindu Kuingin pulang namun hati jelang tak berpuan padamu Pagi, siang dan malam, celoteh mungil Meninggi di atas awan, menggigil Hangat pelukan segera terkabar di depan pintu Sehangat rindu, jari-jariku mulai mencumbu Kata-kata yang terangkaikan puisi Bukalah pintu, ketika kupulang penuh diksi Untuk menghamburkan rindu pada buah hati Setiap hari alam semesta berpantun Semanis iringan do'a yang berayun Bukankah seharusnya tiada hari cemasku Namun, simbol berpintu enggan kurindu Satu persatu kata-kata tak mau terangkai Aku tak sanggup, tiada lagi puisi tergapai #rontokankuekering Demak 19 Mei 2018

Puisi Kontemplasi - Tirakat

T I R A K A T Karya: Wawan Tallawengkaar Segelas tuak pernah kureguk Sampai terkapar di ujung tanduk Jatuh di kubangan betis Terjulur lidah tercekat gadis Terpuan pada semburat imaji Menikam pola di hati Porak-poranda mengiang sangkal Tenggelam di aliran dangkal Terompah usang jajarkan sunyi Sekitar diri melantak mati Batin terhendak pada puan Namun nyata ada di pembaringan Nyata, pun ... Aku tertegun Kesepian Tanpa helaan

Kerelaan Cinta

Gambar
SEDIAKALA Hampir tiga purnama aku melantas pergi Meninggalkan tanah bercelak kaladiri Tak adapun seperti dulu termimpi Jejakku mulai terhapus sunyi Aku ingat bajubaju terlipat Di almari yang tiada lagi kulihat Wangiwangi yang bergema dihasrat Kini terpasung diri kenangan, merambat Kusempatkan mataku mengeja wajahmu Berharap senyum itu seperti yang dulu Namun, darah bening mengalir biru Tiada terasa ragaku ber-ambigu Tak bisa kuletakan selasar rindu Seperti sediakala, ketika sematamu Ahh .., agaknya sebiasa berbeda dirimu Ketika kuletakan kekuatan cinta di adamu Wawan Tallawengkaar Demak 14 Mei 2018

Jatuh

PERIHAL JATUH Rupannya aku terlalu angkuh Terbang menembus tabir ruh Rupanya aku terlalu congkak Mendongak tempurung otak Perihal jatuh, Aku meletih berpeluh Melayang di atas angkasa Bagaimana aku jatuh tanpa raga? Perihal luka, Bagaimana aku terluka? Sementara raga tiada darah Hanya saja, mungkin mati dengan pasrah Perihal mati, Baru kali ini terasa diri Menghela tanpa napas Beranjak tanpa tilas Perihal jatuh berluka, kemudian mati Tak ada pembeda, sama terberi Perihal jatuh cinta, tiada logika Bisa saja aku mati karena cinta Wawan Tallawengkaar Demak 10 Mei 2018

Retakan Cinta

RETAKAN PERTAMA Karya: Wawan Tallawengkaar Semburat halus menjalar spora Bersimak tegun di beranda Menumbuh retak sampai repih Aku mulai berjalan tertatih Di buritan bergugus sunyi Melingkari diri dengan mantrapati Sebelum akhirnya menjadi rempah Serupa racun menelan sumpah Alpaprana terangkai puisi patah Sebilah lidah menghujam lampah Setonggak rasa terlunta lunta Dihembus angin terikat mata Retakan menjadi celah pijakan Menjejak sebuah bayangan Melingkup mataku terpejam Meniduri puisi kelam #rontokankuekering Demak 10 Mei 2018

Dalam Puisi

AKU DALAM PUISI II Karya: Wawan Tallawengkaar Scene ketigabelas ... Ekstras Di luar pagar berjeruji daun lumut Lalu lalang kunangkunang Intro Setibaku di ujung halaman Menenteng berkas kenangan Dialog "Hai kunangkunang ..., maukah kau mengeluarkanku?" Tak ada jawaban "Hai bodoh ...!! Kau adalah puisi ..!" Suara dari balik tuding Continity Setumpuk berkas dan wajahku yang berarang Meninggalkan puisi di sepunggung rumput #rontokankuekering

Mencintaimu dalam diam

KETIKA SEMUA BERJALAN BEGITU CEPAT Aku terlalu lelah ...  Berilah aku waktu sebentar saja Untuk membasuh lukaku Aku mencintaimu dalam diam Jika itu sebuah pengorbanan Demi aku, kau dan dia Ketika semua berjalan begitu cepat Aku rela berhenti dalam sunyi Bersama luka di hati Ketika kau hadir dalam hidupku Malam tak berbintang begitu terang Senyummu mampu menebas sisi gelapku Waktu berlalu begitu cepat Aku, kau dan dia Adalah sebuah kenyataan Aku tetap di sini Berhenti dalam sunyi Ber-elegi Wawan Tallawengkaar Demak, 08 April 2018

Berkabung dalam Puisi

PUISI BERKABUNG Karya: Wawan Tallawengkar Aku kumpulkan diksi yang berdebu Di altar pemujaan, aku tertunduk lesu Telah sampailah waktu yang ditunggu Bara tak lagi merangah dan merindu Pada api yang menjilati kayu-kayu Tinggalah aku berkalang kelabu Meratap pada langit tak beratap Berdoa pada penguasa terang gelap Berseminya bulan tanpa sabit, kulelap Namun, ketika embun meneteskan harap Tak jua mentari menyisihkan awan biru Hanya terik mencerai angin perindu Terlunta cinta tanpa kehadiranmu Di atas meja, kertasku menguning Terlalu tua, berkisah kasih nan bening Jemari tiada kuat lagi menopang pena Mataku tiada lagi mampu berkelana Mengeja kata-kata tentang cinta Diksiku telah diselimuti debu Kulipat meja di kantongku Lalu pejamkan mataku #rontokankuekering Demak, 05 April 2018

Aku dan Puisi dalam Sajak Cinta

Gambar
RONTOKAN KUE KERING Aku terhenyak Di malam nyenyak Terjaga di bibir ranjang Aku telanjang tak berkalang Di kolong dipan usang Suara letih merintih jalang Memantul di lantai menelisik Berdebu, tanpa jejak rinduistik Kabar senyum Pada puisi ranum Hanya tersisa wanginya Bersama bayangan di kepala Sebatang pena tanpa tinta Aku berdiri dan memeluknya Memupus sebuah harapan fajar Untuk menari di lembar tak berujar Di mejaku Spora tumbuh  berpilu Dari remahan pemuas nafsu Ada, di mana hati mulai cemburu Aku ... Terlalu dungu Rindu menjadi bangsat Pada cinta yang terlaknat Kembali aku meremah terbaring Sebagai rontokan kue kering Hanya sisa-sisa tak kuasa Aku, serupa malapetaka Wawan Tallawengkaar Demak, 12 April 2018

Rahasia Cinta

T E L I K S A N D I Selisih batas di ujung diorama Parihal jaka melipat mata Bersedaku di kerumunan asmara Memungut jantung seorang dara Berlari menerjang hujan Terseret kaki bekas patahan Menyudahi segala tangisan Melepas jubah penderitaan Misteri mengalungi pikirannya Terkutuk di setiap langkahnya Melingkari almanak terencana Menandai semak tak berbunga Sebuah nama, tersimpan tanda Petunjuk cinta yang purbaya Janji yang belum laksana Agar rindu tak lagi maya Wawan Tallawengkaar Demak, 27 Maret 2018

Elegi Sunyi

TEPIAN JALAN SUNYI Karya: Wawan Tallawengkaar Aku berjalan pelan Melewati hutan kenangan Kemudian menepi di rumah kayu Renta menghuni semakhluk rindu Arah mata angin mulai cemas Di tepian jalan penuh luka Tertatih menggenggam asa Di kesunyian malam tak selaras Di balik pintu tak berukir Sepotong cinta terbujur kaku Di bibir ranjang takdir Duduk termenung serupaku Di tepian jalan sunyi Helaan nafas terhenti Tersimpul tali mati Terajah patah hati #rontokankuekering Purworejo, Maret 2018

Puisi Kontemplasi - Setampan Daki

Gambar
SETAMPAN DAKI Sekiranya peluh menawar musim Di empat penjuru mata Mim Sepinta raga menggenggam Apa yang tersimpan setubuh Lam Rahasia tegaknya alif Melingkari dunia dengan arif Sekumpulan debu mengisah Di atas bumi merupa khalifah Celaka, batu begitu tampan Sembunyi di balik tatapan Daki begitu manis Di balik wajah bengis Sekiranya peluh meneteskan darah Hitamnya langit seakan tumpah Di sudut malam yang sunyi Air mata tak dapat sembunyi Di retakan kaca Wajahku tak terbaca Di genangan tak bertepi Wajahku terlihat setampan daki Wawan Tallawengkaar Purworejo, 13 Maret 2018

Puisi Elegi

Gambar
ELEGI PUISI Sekiranya hati melembarkan Ribuan duri menancap perlahan Jemariku menyusun diksi kesedihan Berbaris frasa pilu yang meluluhlantakan Linangan bening mengurungkan berpena Lembaran kertas terlalu basah karenanya Lalu kemana puisi? Murung tak bernama Melarikan diri dari halaman purnama Cinta, menjadi kata yang kulingkari Menanda hati yang tersakiti sepi Malam, melepas hujan belati Menjadi puisi paling elegi Di dinding hijau tosca Wajah seorang dara Tak dapat lagi kueja Walaupun alpaprana Di lembar langit malam Bintang seakan terpejam Menyimpan sebuah dendam Dari hati legam yang paling kelam Wawan Tallawengkaar Demak, 31 Maret 2018

Kontemplasi - Sebadan di Ruang Tunggu

Gambar
SEBADAN DI RUANG TUNGGU Wawan Tallawengkaar Jalan berlubang penuh bualan Genangan keruh di ujung jalan Umpatan dan serapah kenikmatan Menunggu desakan kepala tertawa Bersetubuh dengan setumpuk dosa Melipat kantong bocah telanjang dada Di trotoar bermarka buta Gadis kecil menenteng kepala Menderai tangis tiada tara Mencari induk di keremangan Berlusuh debu mengikat kenangan Sebentuk wajah di mana gerangan Derap langkah sepatu mengkilap Terburu, di lantai licin yang kalap Membawa otak dalam gawai pengap Terjatuh di kubangan manipulasi Begitu dalam sampai lupa diri Kemudian menangis di malam hari Di loket waktu yang terbingkai Berbaris bangkai tanpa kaki Kepala terpisah di ujung jari Menunggu jarum jam yang rancu Menunjuk angka satu persatu Sebadan berdesak di ruang tunggu Di mana kepalaku? Mungkinkah tertukar dengan batu? Bukankah jiwaku di sana? Menunggu sebuah karma? Demak, 13 April 2018

Puisi Tanpa Puisi

Gambar
PUISI TANPA PUISI Wawan Tallawengkaar Sebenarnya kuingin tidur Sebelum perut mulai lapar Memimpikan gadis pelayan toko sepatu Yang tersenyum kala menyapaku Agar besok pagi terbangun badan Di atas kardus sisa pelampiasan Penaku tak lagi menari beraturan Di atas kertas yang mulai bosan Di selokan kering Tikus berebut sepotong daging Dari kawanannya sendiri Demi mengganjal perut sendiri Di kantung mata Puisi tak mendapati kata-kata Sajak menghilang tanpa jejak Diksi sembunyi di balik celak Tigapuluh hari terkapar Puisi menahan lapar Menghitung hari Setengah mati Seharusnya aku sedang bermimpi Tentang gadis pelayan toko tadi Kenapa mataku masih menggantung Di kepala yang sedikit murung Di ujung malam Aku terdiam Tanpa puisi Purworejo, Maret 2018

Puisi Suara Hati - Pamit

Gambar
PAMIT Wawan Tallawengkaar Jika puisiku berhidung belang Rangkaian kata serupa dusta Jika puisiku menyebalkan Hujanilah dengan cacian Katakataku berserakan Tersemai di tiap jengkal tatapan Mencurigakan di balik rayuan Terseret ke dalam kebencian Meretakkan sepotong harapan Diksi mana yang aku harapkan Jika frasa menjadi kerancuan Bertarik mundur di perjalanan Atas nama katakataku Sepertinya, sajakku meng-ambigu Dengan segala kehinaanku Aku merebahkan frasa Pada penguasa puisi alam semesta Sepinta harap raga tiada sempurna Jika puisiku tercela Sebutlah aku penjahat kata Dan, Jika puisiku mati Aku undur diri Maafkanlah, Aku hanyalah penciprat kata Yang tiada sempurna

Puisi di Antara Sajak

Gambar
DI ANTARA SAJAK Wawan Tallawengkaar Kutak menuliskan puisi tentangmu Terlalu lancang, sebab aku ragu Seberapa kuat menuliskanmu Sepertinya aku tak mampu Puisi semesta parasmu Bianglala senyummu Aku tak merayumu Nan tak buatku Di matamu Tersimpan haru Biru sebegitu rancu Setubi lidah mengandulu Lobus frontalis tajam mengiris Tersembunyi ribuan lipat garis tipis Melantaskan renik - renik mutiara gadis Di balik bulan bersabit, tanganmu nirlukis Demak 17 Mei 2018

Bilik Elegi Puisi

Gambar
B I L I K Wawan Tallawengkaar Setiba Di beranda Hujan purnama Sebintang lelananya Sekitaran temaram lampu Wajahku terpantul hitam kelabu Bukan cermin yang tersudi melacurku Segelapnya debu, mataku berekor palsu Sekelebat bayangan bermata cahaya Terbang melayang di langit bertala Tak mampu kusandangkan cinta Dengan jemariku yang secela Hatiku bimbang sekubang Sepatahnya hati hilang Semakin berkalang Sebuah kenang Satudua Ketiga Dia Ia Lalu Diamku Sebencimu Di sekujuranku Demak 16 Mei 2018